This is an all-new place for you, and it brims with new unknowns,
but there is nothing you will go throughout here
that you will have to go through alone
- Morgan Harper Nichols-
but there is nothing you will go throughout here
that you will have to go through alone
- Morgan Harper Nichols-
Inilah awal dari kisah perjalananku yang penuh dengan pengalaman dan kenangan di suatu tempat yang benar-benar baru, tempat yang tidak pernah aku ketahui atau pikirkan sebelumnya.
Karena kisah ini akan sedikit panjang, aku membaginya menjadi beberapa bagian:
1. Before the Internship
2. About the city
3. Into the Beautiful Unknown
4. Hard to say Goodbye
Saat aku mulai menulis kisah ini pada bulan Oktober 2018, aku sedang menjalani program magang selama 6 bulan yang diwajibkan bagi semua mahasiswa Perhotelan & Pariwisata semester 7 di Universitas-ku di Surabaya.
Karena program magang akan dimulai sekitar bulan Juli, semua mahasiswa termasuk aku benar-benar khawatir dan panik. Mengapa? Karena selama kami menjalani kuliah, semuanya masih terasa nyaman dan mudah sehingga kami merasa belum siap untuk masuk ke dunia kerja.
Tetapi justru itulah tujuan magang kan? Agar setelah lulus, kami sudah lebih siap kerja dan telah memiliki pengalaman mengenai bagaimana sih bekerja itu sebelumnya.
Sejak awal semester 6, yaitu Februari hingga April, aku dan teman-temanku mulai sibuk mencari perusahaan dimana kami akan mengirim surat lamaran kami.
Kami, mahasiswa diberi kebebasan memilih mau melakukan magang di Hotel, Tour Operator, usaha keluarga, maupun perusahaan-perusahaan lain
**harus memenuhi standar jika mau memilih sendiri.
Karena aku lebih tertarik dengan industri pariwisata, terutama yang fokusnya pada Inboud tour, akupun mencari perusahaan-perusahaan serupa.
**harus memenuhi standar jika mau memilih sendiri.
Karena aku lebih tertarik dengan industri pariwisata, terutama yang fokusnya pada Inboud tour, akupun mencari perusahaan-perusahaan serupa.
**Inbound Tour = Perusahaan tour lokal yang menyediakan jasa perjalanan wisata bagi wisatawan mancanegara yang mengunjungi Indonesia untuk berlibur.
Sebelum diterima tentunya aku harus melewati proses yang tidak singkat dan cukup membuat gelisah..
Mulai dari pencarian perusahaan, mengirim lamaran, ter-PHP (diberi harapan palsu tanpa ada kepastian), hingga akhirnya aku menemukan perusahaan tur lokal di Flores yang menerimaku sebagai anak magang.
Proses ini sungguh aneh dan lucu jika kuingat-ingat, sungguh tidak masuk akal bagaimana aku bisa berani mecoba apply di perusahaan tur lokal yang nun-jauh dari Kota asalku, Surabaya dan merantau hingga ke Kota kecil di Flores yang namanya mungkin belum pernah kalian dengar dan harus kalian googling dulu.
Singkat cerita, setelah mempertimbangkan bersama keluarga, pada tanggal 16 April 2018, aku sudah yakin akan melakukan magang di Ruteng dan akan memulai magangku pada 2 Juli 2018.
Aku-pun berangkat pada tanggal 27 Juni 2018 dengan rute seperti ini: SUB-DPS(+1)-LBJ. Ya. Aku harus transit di Bali semalam karena saat aku berangkat, direct flight Surabaya - Labuan Bajo belum tersedia (Sekitar bulan Agustus baru dibuka rute direct).
Pada tanggal 28 Juni 2018. akhirnya aku-pun menginjakkan kaki di Komodo International Airport untuk pertama kalinya. Entah mengapa melihat pemandangan pulau-pulau dan lautan luas sebelum landing membuat hatiku berdebar. Rasa takut dan khawatir yang kurasakan sebelum keberangkatan, tergantikan oleh rasa penasaran & keinginan untuk meng-eksplor suatu tempat yang baru.
Setibanya di Bandara, aku dijemput oleh 2 staff kantor (Kak Ibe & Om Rantus) dan langsung diantar ke Kantor Cabang. Aku-pun diberitahu kalau malam ini aku disarankan menginap di kantor semalam oleh Pemilik Tour (Om Leo) supaya aku bisa melihat-lihat Kota Labuan Bajo sekaligus mengenal staff-staff di Kantor Cabang yang hanya 2 orang (Kak Ibe & Kak Jimmy), serta para Guide dan Driver.
Kesan pertama yang kudapatkan ketika bertemu dengan mereka adalah, keramahan & kehangatan. Mereka dengan hangat menyambut, mengajakku ngobrol, menceritakan kisah-kisah pengalaman mereka, dan memberiku banyak informasi baru. .
Tampak luar kantor cabang seperti foto disebelah, menurutku sangat modern. Tedapat 2 lantai, lantai pertama untuk kantor, sedangkan di lantai ke-2 ada 2 kamar tidur, satu untuk pemilik dan kamar lain bagi guide/driver yang bertugas. Kemudian dilantai 2 juga terdapat Cama Cama Co-working Space yang disewakan untuk umum.
Malam hari aku diajak mengunjungi Kampung Ujung untuk makan malam.
Kampung ujung merupakan salah satu tempat kuliner yang paling terkenal di Labuan Bajo, baik bagi warga, maupun bagi pengunjung.
Saat pertama kali tiba di Labuan Bajo, Kampung ujung masih terletak di sebuah lahan kosong dimana lahan itu dipenuhi oleh tenan-tenan penjual makanan serta minuman.
Karena berada di area dekat laut, makanan yang dijual sebagian besar berbahan dasar ikan & seafood, sedangkan untuk minuman, Jus buah mudah ditemui disini.
Mulai dari pencarian perusahaan, mengirim lamaran, ter-PHP (diberi harapan palsu tanpa ada kepastian), hingga akhirnya aku menemukan perusahaan tur lokal di Flores yang menerimaku sebagai anak magang.
Proses ini sungguh aneh dan lucu jika kuingat-ingat, sungguh tidak masuk akal bagaimana aku bisa berani mecoba apply di perusahaan tur lokal yang nun-jauh dari Kota asalku, Surabaya dan merantau hingga ke Kota kecil di Flores yang namanya mungkin belum pernah kalian dengar dan harus kalian googling dulu.
RUTENG.
Ya, itulah nama kota dimana aku melakukan program magangku selama 6 bulan. Nanti akan kubahas lebih lanjut tentang kota ini di bagian ke-2 ya. Aku-pun berangkat pada tanggal 27 Juni 2018 dengan rute seperti ini: SUB-DPS(+1)-LBJ. Ya. Aku harus transit di Bali semalam karena saat aku berangkat, direct flight Surabaya - Labuan Bajo belum tersedia (Sekitar bulan Agustus baru dibuka rute direct).
Pada tanggal 28 Juni 2018. akhirnya aku-pun menginjakkan kaki di Komodo International Airport untuk pertama kalinya. Entah mengapa melihat pemandangan pulau-pulau dan lautan luas sebelum landing membuat hatiku berdebar. Rasa takut dan khawatir yang kurasakan sebelum keberangkatan, tergantikan oleh rasa penasaran & keinginan untuk meng-eksplor suatu tempat yang baru.
Flores Exotic Tours' Labuan Bajo Branch |
Kesan pertama yang kudapatkan ketika bertemu dengan mereka adalah, keramahan & kehangatan. Mereka dengan hangat menyambut, mengajakku ngobrol, menceritakan kisah-kisah pengalaman mereka, dan memberiku banyak informasi baru. .
Tampak luar kantor cabang seperti foto disebelah, menurutku sangat modern. Tedapat 2 lantai, lantai pertama untuk kantor, sedangkan di lantai ke-2 ada 2 kamar tidur, satu untuk pemilik dan kamar lain bagi guide/driver yang bertugas. Kemudian dilantai 2 juga terdapat Cama Cama Co-working Space yang disewakan untuk umum.
![]() |
Kampung Ujung Lama |
Kampung ujung merupakan salah satu tempat kuliner yang paling terkenal di Labuan Bajo, baik bagi warga, maupun bagi pengunjung.
Saat pertama kali tiba di Labuan Bajo, Kampung ujung masih terletak di sebuah lahan kosong dimana lahan itu dipenuhi oleh tenan-tenan penjual makanan serta minuman.
![]() |
Kampung Ujung Baru |
Malam itu, aku makan 1 ekor ikan berukuran sedang dan segelas jus mangga. 1 ekor ikan disini memang merupakan porsi normal untuk 1 orang dengan harga per-porsi dengan nasi 30-40 ribu. Sedangkan harga segelas jus disini tergolong cukup mahal yaitu 25-40ribu, tergantung jenis buah.
Sebelum berangkat Kak Jimmy dan Kak Ibe memberi pesan : "Hati-hati di jalan ya dek, semoga kamu tidak mabuk."
Dan ya.. aku baru mengerti saat dalam perjalanan.
Selamat datang di Jalur Trans Flores, akses jalan yang menghubungkan satu kabupaten ke kabupaten lainnya di Pulau Flores. Sebagai satu-satunya akses jalan atau menjadi jalan utama, kondisi jalan sudah cukup bagus dan beraspal. Tetapi jalur ini sama sekali berbeda dari jalan tol yang kalian sering temui di kota-kota besar. Jalan ini sangat berliku dan memabukkan.
Bisa kalian lihat betapa berlikunya jalanan ini dari peta di bawah.
Pada bulan-bulan terakhir masa magangku, Kampung Ujung berpindah lokasi menjadi ke area yang memang ditujukan untuk menjadi pusat kuliner, lebih bersih dan teratur, dan pemandangannya lebih indah karena langsung menghadap ke pesisir pantai.
Keesokan harinya pukul 07.30 (lebih cepat 30 menit dari jam booking yaitu jam 8), aku sudah dijemput oleh mobil travel yang akan mengantarku hingga sampai di Ruteng. Salah satu perusahaan travel yang terpercaya di NTT adalah Gunung Mas Travel dan travel ini sangat menghargai ketepatan waktu, jadi aku memang sudah diberitahu untuk siap lebih dahulu sebelum jam penjemputan.Sebelum berangkat Kak Jimmy dan Kak Ibe memberi pesan : "Hati-hati di jalan ya dek, semoga kamu tidak mabuk."
Dan ya.. aku baru mengerti saat dalam perjalanan.
Selamat datang di Jalur Trans Flores, akses jalan yang menghubungkan satu kabupaten ke kabupaten lainnya di Pulau Flores. Sebagai satu-satunya akses jalan atau menjadi jalan utama, kondisi jalan sudah cukup bagus dan beraspal. Tetapi jalur ini sama sekali berbeda dari jalan tol yang kalian sering temui di kota-kota besar. Jalan ini sangat berliku dan memabukkan.
Bisa kalian lihat betapa berlikunya jalanan ini dari peta di bawah.
![]() |
Peta dan perkiraan jarak Labuan Bajo-Ruteng |
Jadi ya, untuk mencapai Ruteng dari Labuan Bajo pengunjung pengunjung harus melewati Jalur Trans Flores yang hanya dapat dilewati dengan jalur darat. Baik dengan mobil maupun travel, perjalanan kira-kira membutuhkan waktu sekitar 3-4 jam.
Perkiraan jam itu murni tergantung dari kecepatan berkendara dan berapa kali pemberhentian selama perjalanan.
Tapi..
Perkiraan jam itu murni tergantung dari kecepatan berkendara dan berapa kali pemberhentian selama perjalanan.
Tapi..
Inilah awal mula perjalanan dan pengalamanku untuk magang dan tinggal jauh dari Surabaya, Kota yang selama 20 tahun aku sebut sebagai rumah.
Akan aku lanjutkan di post berikutnya ^^
-2019-
Comments
Post a Comment